CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Minggu, 07 Desember 2008

Straight Edge


Straight Edge? Sebenernya Straight edge( sXe ) bisa dikatakan sebagai filosofi yang berkembang dan muncul dari komunitas hardcore, yang filosofinya sendiri diambil dari sebuah lagu yang diciptain sama band Minor Threat. Basicly, filosofi ini berisi tentang bagaimana cara kita untuk membuat hidup yang lebih baik, tentang self control. Menjadi sXe’s berarti menahan nafsu kita dari apa yang namanya alkohol, rokok, drugs dan freesex.
Lagu Out of Step (With The World) yang ditulis sama Ian MacKaye (vokalis band Minor Threat) dibuat untuk mengajak kita menjauhkan diri dari yang namanya nihilistic tendencies of punk rock, dengan memberikan sebuah pesan yang simpel, yaitu “don’t drink, don’t smoke, don’t fuck at least I can fuck thing”. Setelah dua belas tahun semenjak bubarnya band Minor Threat, suatu filosofi yang simpel ini berubah menjadi semacam the way of life bagi anak-anak muda yang ada di seluruh dunia.
Ditambah makin mengecewakannya keadaan sosial yang makin bobrok dari hari ke hari. Ngebuat semakin banyak aja remaja-remaja cowok maupun cewek yang memakai ajaran ini sebagai semacam sebuah blueprint bagi kemajuan dirinya sendiri, yang kemudian diterapin di lingkungan di mana mereka tinggal. Padahal sih sebenernya definisi awal sXe cuma menghindari apa yang disebutin di atas dan ditambah modern interpretation, salah satu contohnya menjadi seorang vegetarian.
PerkembangannyaSeperti yang udah kita tahu, sXe adalah sebuah filosofi yang tumbuh dan berkembang dari scene punkrock dan hardcore. Oleh karena itu aliran musik ini mempunyai influence yang penting dalam usaha perkembangan sXe. Bisa dibilang di permulaan tahun 80an tepatnya di kota Washington DC, band seperti The Teen Idles dan Minor Threat menjadi pelopor munculnya ratusan bahkan ribuan band-band straight edge yang nantinya makin menjamur. Nah di pertengahan tahun 80an band-band seperti Minor Threat, SSD, dan Uniform Choice mencapai puncak kejayaannya, terutama di kota metropolitan seperti kota New York. Atmosfir yang kayak ginilah, yang akhirnya melahirkan band-band macam Gorilla Biscuits, Bold, Wide Awake dan juga termasuk band yang paling dipertentangkan saat itu, yaitu Youth of Today.
The X signDi akhir tahun 80an di Amerika tepatnya, di setiap gig punk/hardcore yang digelar, udah jadi kebiasaan buat mereka para straight edgers nunjukin sebuah tanda “X” di tangannya. Maksudnya sih tanda ini mereka tunjukin biar mereka enggak bisa beli alkohol yang dijual disitu.Dalam perkembanganya, sebagai sebuah filosofi, sXe menjadi sesuatu yang populer saat itu. Apalagi dengan isu-isu positif yang dibawanya, menjadikan sXe sebagai sebuah ideologi. Satu contohnya, mereka yang sebenarnya umurnya udah ngelewati batas untuk bisa membeli alkohol (kalo disini 17 tahun, di amrik sih 21 tahun, trus kalo di UK 18 tahun) tapi enggak mau “minum” for ideological reason, mulai menandai tangannya dengan tanda X. Sekarang tanda X ini berkembang menjadi semacam nametag/id bagi straight edge kids. Simbol dari drug free ini kemudian dengan bangga diperlihatkan oleh anak-anak straight edge di baju dan berbagai atribut lain. Manfaat tanda ini terasa apabila mereka ingin mengenali satu sama lain. Dengan tanda X yang dipakainya kita dapat mengetahui bahwa ia adalah seorang sXe.

NEW YORK HARDCORE FANZINE


Jaman dulu, membuat fanzine termasuk aktivitas yang cukup menyenangkan. Berawal dari keinginan untuk menjadi jurnalis amatir. Lalu mewawancarai anak band yang notabene temen-temen sendiri, plus memotret mereka ketika manggung dengan kamera otomatis ber-film Fuji ASA 200. Setelah itu, hasil reportase diketik dengan Windows95. Lay-out dan desain dikerjakan secara manual dengan bantuan gunting dan lem, tanpa campur tangan yang dipertuan agung Corel ataupun Photoshop. Yeah, cut & paste rules! Kemudian simsalabim, jadilah sebuah master fanzine yang bisa dikopi ulang dan didistribusikan ke dalam scene sendiri. Well, itu sekedar pengantar sebelum me-review buku yang menarik ini. Schism merupakan buklet tiga edisi fanzine hardcore yang ditulis Alex Brown dan Porcell pada kurun waktu 1987 - 1988. Berisi catatan wawancara dengan Agnostic Front, Bold, Dag Nasty, Gorilla Biscuits, Project X, SSD, Side by Side, Slapshot, Supertouch, Warzone, dan masih banyak lagi. Ditambah dengan lebih dari 70 foto band yang belum pernah dipublikasikan sebelumnya. Kebanyakan materi wawancara memang dikupas dalam materi perbincangan seputar isu-isu di dalam scene hardcore, musikal, movement, straight edge, violence, animal liberation, hingga ke topik sosial dan politikal. Well, jika anda merasa kehilangan pegangan dalam ber-'attitude hardcore' pada hari ini, maka tidak ada salahnya untuk membaca buku ini dan merasakan kembali spiritnya. Schism akan memandu anda kembali kepada root dan basic hardcore yang sempat jadi 'agama' baru di New York sana!... [Smck]

Jumat, 28 November 2008

What Is Hardcore?


Slogan populer yang mustinya jadi pemantik api semangat untuk selalu eksis dan berjuang. Kebanggaan dan semangat dalam upaya membangun scene lokal yang mungkin akan lebih menggairahkan!...
Malang City Hardcore atau yang biasa dikenal dengan MCHC adalah sebuah istilah untuk komunitas hardcore di kota Malang. Sekitar tiga tahun yang lalu istilah ini demikian populer. Malang City Hardcore sempat jadi idiom terkenal dan jadi penanda bagi daerah mana band hardcore tersebut berasal.
Istilah semacam MCHC tentu sudah pernah kita ketahui bersama kalau di Amerika sana juga ada NYHC dan Boston Hardcore. Di eropa juga ada Europe Hardcore yang terkenal dengan H8000-nya. Namun di setiap scene istilah tersebut selain sebagai penanda daerah, juga bisa jadi penanda dari jenis musik, karakter sound, serta isu lirik yang mereka usung. Jika NYHC dengan Biohazard, Agnostic Front, Madball hingga Warzone adalah karakter musik yang biasanya khas tercampuri oleh unsur dari musik daerah setempat seperti hip-hop dan reggae. Demikian pula Boston Hardcore cenderung dengan musik oldschool yang memiliki karakher vokal lebih berteriak daripada menyanyi, plus isu-isu tentang straight edge yang lebih militan. Sementara H8000 mengusung musik hardcore yang sangat metal. Bahkan ada yang dicampuri unsur blackmetal. Liriknya sendiri mengusung tema yang lebih dari sekedar straight edge. Sebab mereka juga kerap berbicara tentang animal right atau veganisme. Bahkan mengangkat isu yang sempat ramai di eropa waktu itu yakni GodFreeYouth, sebuah idiom bagi komunitas yang tidak menyakini akan adanya Tuhan!!
Dari situlah kita bisa menjalin sebuah friendship dan brotherhood. So proud to your city, build your scene, respect other scenes, Indonesian hardcore unites!...